TUGAS 1 - yang ke (1. membuat blog dengan identitasnya dan yang ke 2. mengerjakan tugas 1 bahasa indonesia)
KARYA INOVATIF CD
PEMBELAJARAN ANALISIS DATA BERBASIS KOMPUTER MENGGUNAKAN PROGRAM SPSS
(STATISTICAL PACKAGE FOR THE SOCIAL SCIENCES) UNTUK MAHASISWA PENDIDIKAN LUAR
SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Daftar isi
Abstraksi
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Histogram
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
B.
Identifikasi Masalah
C.
Pembatasan Masalah
D.
Perumusan Masalah
E.
Ruang Lingkup
F.
Kegunaan Penelitian
BAB II
Kajian Pustaka
A. Kajian
Teori
1. Konsep
Dasar Pendidikan Luar Sekolah
a. Latar
Belakang
b. Hakikat
Pendidikan Luar Sekolah
c. Fungsi
Pendidikan Luar Sekolah
2. Konsep
Pelatihan dalam Pendidikan Luar Sekolah
a. Hakikat
Pelatihan
b. Indikator
Pelatihan
3. Hakikat
Statistik
4. Hakikat
SPSS
5. Hakikat
Media Pembelajaran
6. Hakekat
Media Pembelajaran Berbasis Komputer
B. Kerangka
Berfikir
BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
A.
Strategi Pengembangan
1. Tujuan
Penelitian
2. Lokasi
Penelitian
3. Metodologi
Penelitian
4. Responden
5. Instrumen
Penelitian
B.
Prosedur Pengembangan
1. Perencanaan
Pelatihan
2. Perencanaan
dan penyusunan CD pembelajaran SPSS
C.
Teknik Evaluasi
D.
Hasil Analisis
BAB
IV
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Nama Produk
B.
Karakteristik Produk
1. Kondisi
Fisik
2. Kegunaan
Media
3. Isi
Produk
C.
Prosedur Pemanfaatan
D.
Deskripsi Data Proses Pelatihan Analisis
Data
E.
Penguji Pengetahuan Materi Sengan One
Group Pretest-Posttes design
F.
Data Hasil Pengamatan
G.
Analisis Data
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A.
KESIMPULAN
B.
IMPLIKASI
C.
SARAN
Daftar Pustaka
Lampiran
b.
Hakekat
Pendidikan Luar Sekolah
Pendidikan luar sekolah merupakan suatu
sistem baru dalam dunia pendidikan yang bentuk dan pelaksanaanya berbeda dengan
sistem sekolah yang ada. Pendidikan luar
sekolah adalah dimana setiap kesempatan terdapat komunikasi yang teratur dan
terarah diluar sekolah dan seseorang memperoleh informasi. Pengetahuan latihan
atau bimbingan sesuai dengan kebutuhan hidup
1) Ciri
– ciri Pendidikan luar sekolah
·
Berkaitan dengan misal yang mendesak dan
praktis.
·
Tempatnya diluar kelas.
·
Bukti memiliki ilmu pengetahuan adalah keterampilan.
·
Tidak terikat ketentuan yang ketat.
·
Pesertanya bersifat sukarela.
·
Merupakan aktivitas sampingan.
·
Biaya pendidikan lenih murah.
·
Persyaratan penerimaan peserta lebih
mudah.
·
Persyaratan penerimaan peserta lebih
mudah.
2) Sasaran
pendidikan luar sekolah.
·
Pendidikan luar sekolah untuk pemuda.
·
Pendidikan luar sekolah untuk orang
dewasa.
Perbandingan : Teori di
atas benar sesuai dengan sumber yang ada
2. Konsep pelatihan dalam Pendidikan
Luar Sekolah
Pelatihan
merupakan bentuk Pendidikan Luar Sekolah. Menurut UU No. 20 tahun 2003 dan PP
No. 73 tahun 1991, bahwa pendidikan di selenggarakan melalui dua jalur, yaitu
jalur sekolah dan jalur luar sekolah.
Pendidikan luar sekolah adalah sekolah, baik di lembagakan maupun tidak
di lembagakan, yang tidak harus berjenjang dan berkesinambungan. Dalam UU
Sisdiknas tahun 2003 istilah pendidikan formal, nonformal adalah jalur
pendidikan diluar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur
dan berjenjang. Sedangkan pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga
dan lingkungan. Dengan demikian dapat di katakana bahwa pendidikan luar sekolah
di laksanakan di jalur non formal dan informal.
a.
Hakikat
Pelatihan
Pelatihan adalah sebuah
aktifitas yang cukup kompleks dan harus di rencanakan dengan matang sehingga
dapat menjawab kebutuhan dan memeberikan hasil yang tepat. Leonard Nadier
menegaskan bahwa pelatihan (training) adalah pengalaman pembelajaran yang di persiapkan udah organisasi untuk
meningkatkan kinerja pegawai pada saat sekarang. Sedangkan kennel R. Robinson:
pelatihan adalah proses kegiatan pembelajaran antara pengalaman untuk
mengembangkan pola perilaku seseorang dalam bidang pengetahuan, keterampilan
atau sikap untuk mencapai standar tertentu.
Pelatihan
menurut konsep Lembaga Administrasi Negara lebih menekankan kepada proses
peningkatan kemampuan seseorang individu dalam melaksanakan tugasnya. Sedangkan
kamus istilah Manajemen (1994). menyebutnya sebagai bimbingan yang di berikan
oleh instruktur untuk meningkatkan
keterampilan dari pengetahuan melalui penyesalan tugas dan latihan.
Definisi
pelatihan menurut center for development management and productivity adalah
belajar untuk mengubah tingkah laku orang dalam melaksanakan pekerjaan mereka.
Pelatihan pada dasarnya adalah suatu proses memeberikan bantuan bagi para
peserta atau pekerjaan untuk menguasai keterampilan khusus atau membantu untuk
memperbaiki kekurangan dalam melaksanakan pekerjaan mereka.
Pelatihan
di bagi menjadi 2, yaitu
1. Berdasakan
tempat
Perbandingan : Teori di
atas tidak terbukti karena tidak di temukan dari sumber aselinya
Catatan
kaki
: Atmodiwiryo, Soebagio, Manajemen Pelatihan, (Jakarta: PT Ardadizya Jaya,
Agustus 2002) hal. 23
Pelatihan di bedakan
menjadi
1)
Off the job training
Metode
– metode yang di gunakan di upayakan
sedekat – dekatnya sehingga menggambarkan realita yang sebenarnya, lantara
lain: kasus simulasi.
2)
On the job training
Pelatihan
yang di selenggarakan di dalam tugas – tugas nyata.
Bentuk
bentuknya antara lain yang di kenal:
·
Rotasi tugas (mutasi)
·
Magang
·
Komite – komite
·
Proyek
2.
Berdasarkan Program
1) Orientasi
(induksi).
Bertujuan memperkenalkan karyawan baru
dengan organisasinya, values yang di anut, serta hal lain yang berkaitan dengan
lingkungan kerja yang baru.
2) Pelatihan
teknik khusus.
Tujuannya mengajarkan keterampilan –
keterampilan teknis yang baru atau meningkatkan yang sudah di miliki.
·
Pelaksanaan teknis semi professional
·
Pelatihan professional
·
Program pelatihan khusus
·
Program pelatihan supervise
Semua
program pada dasarnya bertujuan di siapkan agar peserta dapat memprogramkan
ilmu yang di berikan. Oleh sebab itu program pelatihan harus dapat di evaluasi
dengan baik untuk mengetahui apakah program itu mencapai tujuanya atau tidak
kegiatan yang umum di lakukan adalah evaluasi proses. evaluasi proses adalah
evaluasi yang di lakukan terhadap langkah – langkah kegiatan selama proses
pelatihan berlangsung.
Evaluasi proses di lakukan dengan mengungkapkan
pendapat seluruh peserta tentang:
1) Fasilitator:
yaitu menilai atau mengevaluasi bagaimana cara penyajian (penguasaan metoda),
penampilan, keterampilan memfasilitasi, penguasaan materi dan komunikasi.
2) Peserta:
yaitu menilai atau mengevaluasi bersama tentang kesungguhan peserta,
partisipasi peserta, minat dan kesenangan peserta, motivasi peserta, kerjasama
dan motivasi terhadap tugas/peran yang di berikan.
Perbandingan : Teori di
atas juga tidak terbukti karena tidak di temukan dari sumber aselinya
Catatan
kaki : mengelola
pelatihan partisipatif: Sepuluh Langkah Pengelolaan Pelatihan Sistematis, http:\www\HM
15 langkah dan evaluasi program pelatihan htm, Akases 1 Februari 2010, 21:01
3) Materi/isi
: yaitu menilai atau mengevaluasi dan kegunaan materi, kesesuaian materi dan
lain lain.
Dari
pengertian – pengertian pelatihan di atas, dapat disimpulkan bahwa pelatihan
adalah proses kegiatan pembelajaran baik berbentuj bimbingan, tugas latihan
yang di persiapkan untuk mengembangkan atau meningkatkan pola perilaku
seseorang dalam bidang pengetahuan, keterampilan atau sikap untuk mencapai
standar kemampuan yang di inginkan.
b.
Indikator
Pelatihan
Indikator pelatihan
menggunakan empat level dalam mengkategorikan hasil- hasil pelatihan. Empat
level tersebut adalah level reaksi, pembelajaran, perilaku dan hasil keempat
level dapat dirinci sebagai berikut:
Reaksi
Dilakukan untuk mengukur tingkat reaksi
yang di design agar mengetahui opini dari para peserta pelatihan mengenai
program pelatihan.
Pembelajaran
Mengetahui sejauh mana daya serap
peserta program pada materi pelatihan yang telah di berikan.
Perilaku
Perbandingan : Teori di atas juga tidak terbukti
dari sumbernya karena sumbernya tidak di temukan
Di harapkan sekolah mengikuti pelatihan
terjadi perubahan tingkah laku peserta
Hasil
Untuk menguji dampak pelatihan terhadap
kelompok kerja atau organisasi secara keseluruhan.
3. Hakikat statistik
Salah
satu definisi menyebutkan bahwa statistic adalah metode ilmiah untuk menyusun,
meringkas, menyajikan dan menganalisa data, sehingga dapat di tarik suatu
kesimpulan yang benar dan dapat di buat keputusan yang masuk akal berdasarkan
data tersebut.
Istilah ‘statistika’ (bahasa
inggris: statistiks) berbeda dengan ‘statistiks’ (statistik). Statistika
merupakan ilmu yang berkenaan dengan data, sedang statistik adalah data,
informasi atau hasil penerapan algoritma statistika pada suatu data.
Statistic
ada dua macam yaitu :
1) Statistika
deskriptif berkenaan dengan bagaimana data dapat di gambarkan di deskripsikan)
atau di simpulkan. Baik secara numerik (missal menghitung rata – rata dan
devisi standar) atau secara grafis
Perbandingan : Teori di
atas juga tidak terbukti dari sumbernya karena sumbernya tidak di temukan
Catatan
kaki
: sudjana, metode statistika (Bandung: Erlangga, 2002) hal 3
Gabungan seperti
ekonometrika, biometrika (atau biostatistika), dan psikometrika. Meskipun ada kubu yang menganggap statistika sebagai
cabang dari matematika, tetapi orang lebih banyak menganggap statistika sebagai
bidang yang banyak terkait dengan matematika melihat dari sejarah dan
programnya. Di Indonesia, kajian statistika sebagian besar masuk dalam fakultas
matematika dan ilmu pengetahuan alam, baik di dalam department tersendiri
maupun tergabung dengan matematika.
Jika suatu kesimpulan data sudah di himpun pada
statistika deskriptif kita hendak menyimpulkan data itu dalam beberapa hal.
Pertama kita hendak membuat table.
4. Hakikat SPSS
Tak bias di bantah jika kita mengolah data statistic
dengan computer maka yang pertama kali terbayang adala SPSS, SPSS adalah salah
satu
Perbandingan : Teori di
atas juga tidak terbukti dari sumbernya karena sumbernya eror
Komentar terhadap
skripsi :
Menurut pendapat saya
tentang skripsi tersebut tidak semua sumber terbukti dengan sumber aselinya,
oleh karena itu skripsi tersebut harus ada pembenaran lebih lanjut. Agar
pembaca dapat sesuai menemukan sumbernya dan juga lebih gampang dalam mencari
sumbernya.
Sumber skripsi :
1.
Hakekat
Pendidikan Luar Sekolah
Pendidikan
luar sekolah merupakan suatu sistem baru dalam dunia pendidikan yang bentuk dan
pelaksanaanya berbeda dengan sistem
sekolah yang ada. Pendidikan luar sekolah adalah dimana setiap
kesempatan terdapat komunikasi yang teratur dan terarah diluar sekolah dan
seseorang memperoleh informasi. Pengetahuan latihan atau bimbingan sesuai
dengan kebutuhan hidup
Teori tersebut dapat di akses dengan sumber aselinya
: http://kurtekdik06.blogspot.com/2008/05/konsep-dasar-pendidikan-luar-sekolah.html
2.
Konsep
pelatihan dalam Pendidikan Luar Sekolah
Pelatihan
merupakan bentuk Pendidikan Luar Sekolah. Menurut UU No. 20 tahun 2003 dan PP
No. 73 tahun 1991, bahwa pendidikan di selenggarakan melalui dua jalur, yaitu
jalur sekolah dan jalur luar sekolah.
Pendidikan luar sekolah adalah sekolah, baik di lembagakan maupun tidak
di lembagakan, yang tidak harus berjenjang dan berkesinambungan. Dalam UU
Sisdiknas tahun 2003 istilah pendidikan formal, nonformal adalah jalur
pendidikan diluar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur
dan berjenjang. Sedangkan pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga
dan lingkungan. Dengan demikian dapat di katakana bahwa pendidikan luar sekolah
di laksanakan di jalur non formal dan informal
Teori di atas tidak
terbukti karena tidak di temukan dari sumber aselinya :
Atmodiwiryo, Soebagio,
Manajemen Pelatihan, (Jakarta: PT Ardadizya Jaya, Agustus 2002) hal. 23
3.
Evaluasi proses di lakukan dengan
mengungkapkan pendapat seluruh peserta tentang:
· Fasilitator: yaitu menilai atau
mengevaluasi bagaimana cara penyajian (penguasaan metoda), penampilan,
keterampilan memfasilitasi, penguasaan materi dan komunikasi.
·
Peserta: yaitu menilai atau mengevaluasi
bersama tentang kesungguhan peserta, partisipasi peserta, minat dan kesenangan
peserta, motivasi peserta, kerjasama dan motivasi terhadap tugas/peran yang di
berikan.
Teori
di atas juga tidak terbukti karena tidak di temukan dari sumber aselinya dan
tidak bisa di akses :
mengelola pelatihan partisipatif:
Sepuluh Langkah Pengelolaan Pelatihan Sistematis, http:\www\HM
15 langkah dan evaluasi program pelatihan htm, Akases 1 Februari 2010, 21:01
4.
Materi/isi : yaitu menilai atau
mengevaluasi dan kegunaan materi, kesesuaian materi dan lain lain.
Dari
pengertian – pengertian pelatihan di atas, dapat disimpulkan bahwa pelatihan
adalah proses kegiatan pembelajaran baik berbentuj bimbingan, tugas latihan
yang di persiapkan untuk mengembangkan atau meningkatkan pola perilaku
seseorang dalam bidang pengetahuan, keterampilan atau sikap untuk mencapai
standar kemampuan yang di inginkan.
5. Hakikat SPSS
Tak bias di bantah jika kita mengolah data statistic
dengan computer maka yang pertama kali terbayang adala SPSS, SPSS adalah salah
satu
TUGAS 2 - yang ke (1. menjawab tugas huruf besar dan miring dan yang ke 2. menjawab tugas penalaran)
Daftar Pustaka :
1. Sebelum
:
Catatan kaki : Arikunto,
Suharsimi, Prosedur Penelitian, (Jakarta; Rineka Cipta, 1992), hal. 102.
Sesudah
:
Daftar pustaka
: Arikunto, Suharsimi, Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta; Rineka Cipta, 1998)
2. Sebelum
:
Catatan kaki
: Atmodiwiryo, Soebagio, Manajemen
Pelatihan, (Jakarta: PT Ardadizya Jaya, Agustus 2002) hal. 23
Sesudah
:
Daftar pustaka
: Atmodiwiryo, Soebagio, Manajemen Pelatihan, (Jakarta: PT
Ardadizya Jaya, Agustus 2002)
3. Sebelum
:
Catatan kaki
: ------, Mengelola Pelatihan Partisipatif: Sepuluh Langkah Pengelolaan Pelatihan
Sistematis, http:\www\HM 15 langkah dan evaluasi program Pelatihan .htm, Akses
1 Februari 2010, 21:01
Sesudah
:
Daftar pustaka
: Mengelola
Pelatihan Partisipatif: Sepuluh Langkah Pengelolaan Pelatihan Sistematis,
http:\www\HM 15 langkah dan evaluasi program latihan
4. Sebelum
:
catatan kaki : Widodo, Chomsin. Panduan menyusun bahan ajar
berbasis kompetensi. (Jakarta; PT. Alex media kompotindo) hal 29
Sesudah:
Daftar pustaka
: Chomsin, Widodo, Panduan menyusun
bahan ajar berbasis kompetensi, (Jakarta : PT Alex media kompotindo, 2008)
5. Sebelum
:
Catatan kaki
: Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung; Alfabeta, 2002), hal.27
Sesudah
:
Daftar pustaka : Sugiyono,
Metode Penelitian Administrasi.
(Bandung; Alfabeta, 2002)
6. Sebelum
:
Sigit dkk , pengembangan pembelajaran
dengan menggunakan multimedia interaktif untuk pembelajaran yang berkualitas
(semarang; Universitas Negeri Semarang, 2008)
Sesudah :
Sigit dkk , pengembangan pembelajaran dengan
menggunakan multimedia interaktif untuk pembelajaran yang berkualitas (semarang;
Universitas Negeri Semarang, 2008)
7. Sebelum
:
----------, Analisis Data penelitian
kualitatif pemahaman filosofis dan metodologis ke arah model aplikasi,
(Jakarta: PT. Raja grafindo persada, 2003)
Sesudah:
Analisis Data Penelitian Kualitatif
Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Model Aplikasi, (Jakarta:
PT. Raja grafindo persada, 2003)
8. Sebelum
:
Kunandar, langkah mudah penelitian
tindakan kelas sebagai pengembangan profesi guru (Jakarta: rajawali pers, 2008)
Sesudah :
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan
Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru (Jakarta: rajawali pers, 2008)
9. Sebelum
:
Sukmadinata, Nana syaodih, metode
Penelitian Pendidikan, (bandung; PT. remaja rosdakarya.2009)
Sesudah :
Sukmadinata, Nana syaodih, Metode
Penelitian Pendidikan, (bandung; PT. remaja rosdakarya.2009)
10. Sebelum
:
Aqib, zainal, profesionalisme guru dalam
pembelajaran, (Surabaya: insan cendekia. 2002)
Sesudah :
Aqib, zainal, profesionalisme guru dalam pembelajaran,
(Surabaya: insan cendekia. 2002)
TUGAS 3 - ( 1. menjawab file pilihan kata dan kalimat efektif dan yang ke 2. menjawab file pembentukan istilah)
1. menjawab file pilihan kata
dan kalimat efektif
pilihan kata
Pembuatan Software HardDisk
Protection menggunakan bahasa pemrograman Turbo Assembler
1.
Yang
dimaksud dengan proteksi HardDisk dengan membelokkan Interupt 13H
adalah suatu perlindungan yang optimal dari suatu HardDisk dalam suatu PC.
2. Kemudian
pada Alamat fisik HardDisk dimasukkan Boot Record Rancangan.
Dengan kata lain proteksi ini juga dapat di katakan sebagai “Proteksi Akses ke
dua setelah BIOS”
3.
Apabila
dalam penginstallan tersebut alamat yang di tuju benar -benar alamat fisik dari
HardDisk dan dalam penulisan perintahnya benar maka Dialog
Pemasukkan Password Peng-Installan seperti di bawah ini.
4. Sebaiknya
Proteksi ini di Installkan terlebih dahulu baru di ikuti dengan
aplikasi lain misalnya Windows, Karena apabila proteksi ini di
Installkan sementara, aplikasi windows sudah berjalan akan terjadi konflik yang
di karenakan aplikasi Windows mendeteksi Boot Record Proteksi yang telah
dimodifikasi.
5. Sehingga apabila
alat bantu tersebut mengalami suatu gangguan, maka sudah pasti pekerjaan yang
akan dilakukan akan tertunda.
6. Penulis
menggunakan bahasa pemrograman Turbo Assembler sebagai program dasar dalam
pembuatan Software HardDisk Protection ini yang juga sebagai pengimplementasian
langsung dari mata kuliah Bahasa Rakitan yang telah di dapat dari
Kampus.
7. program
yang terdapat di dalam badan Program pada Boot Record Rancangan
dan akan kembali menjadi Gerbang Akses dari BIOS Control menuju DOS Control.
8. apabila
di dalam sebuah HardDisk terdapat dua buah Partisi maka partisi
yang dapat di proteksi hanya yang Partisi pertama dari HardDisk tersebut.
9. pengurangan
memory sebanyak 1kb yang disebabkan me-resident atau melekatnya dialog
pemasukkan password pada saat menyalakan computer.
10. Mampu
merangkum data dalam format tabel multidimensi, yaitu beberapa field di tabulasikan secara bersamaan
KALIMAT
EFEKTIF
1. - Mahasiswi perguruan tinggi yang populer itu mendapatkan hadiah.
(
tidak Efektif atau Tidak Efisien)
-
Mahasiswi yang kuliah di perguruan tinggi yang populer itu mendapatkan hadiah
( Efektif atau Efisien )
2.
- Amara pergi ke
sekolah, lantas amara pergi ke rumah temannya untuk belajar.
( tidak Efektif atau Tidak Efisien )
- Amara
pergi ke sekolah, lantas kerumah temannya untuk belajar
( Efektif atau Efisien )
3. - Dikarenakan ia tidak diajak, dia tidak
turut belajar berbarengan belajar di rumahku.
(
tidak Efektif atau Tidak Efisien )
- Dikarenakan tidak diajak, dia tidak turut belajar berbarengan di rumahku
( Efektif atau Efisien )
4 - Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (
tidak Efektif atau Tidak Efisien )
- Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. ( Efektif atau Efisien
)
5. - Kita mesti
bisa mengembalikan pada kepribadian kita orang-orang kota yang sudah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu. ( tidak Efektif atau Tidak Efisien )
- Kita mesti mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang telah
meninggalkan rasa kemanusiaan. ( Efektif atau Efisien )
6. - Kakak membantu anak itu dengan
dipapahnya ke tepi jalur.
( tidak Efektif atau Tidak
Efisien )
- Kakak membantu anak itu memapahnya ke tepi jalur.
( Efektif atau Efisien
)
7.
- Harga sembako dibekukan atau kenaikan dengan luwes.
( tidak Efektif atau
Tidak Efisien )
- Harga sembako dibekukan atau dinaikkan dengan luwes. (
Efektif atau Efisien )
2. menjawab file
pembentukan istilah
10 Istilah perbaikan tulisan :
1.
Memperjelsn
-> memperjelas
2.
Akrtif -> aktif
3.
Menetukan -> menentukan
4.
Fariabel -> Variable
5.
Pengtahuan -> Pengetahuan
6.
Membunyai -> mempunyai
7.
ketrampilan ->
keterampilan
8.
Memprakasai ->
Memperkuasai
9.
Sekiias -> Sekilas
10.
Yagn -> yang
5 Istilah Bahasa Asing :
1.
Hardware : Perangkat keras
2.
Keyboard : Papan tombol jari
3.
Mouse : Tikus
4.
Output : keluaran
5.
Software : Perangkat lunak
TUGAS 4 - yang ke (1.terlibat aktif dalam kelompok E-learning (online) dan yang ke 2 membuat di blog tugas individual)
Pengertian
e-learning
Elektronic Learning, merupakan
cara baru dalam proses belajar mengajar yang menggunakan media elektronik
khususnya internet sebagai sistem pembelajarannya. E-learning merupakan dasar
dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.Keunggulan e – learning : pengurangan biaya, dapat belajar kapan dan dimana saja, selama terhubung dengan
internet. Siswa dapat belajar dengan kemampuan mereka.
Jadi dapat di simpulkan e – learning adalah
pembelajaran jarak jauh yang menggunakan rangkaian elektronik yang dilakukan
melalui media internet untuk menyampaikan isi pembelajaran,interaksi atau
bimbingan yang memperoleh bahan belajar sesuai dengan kebutuhanya. di blog saya juga tersedia contoh untuk belajar melalui e-moodle silahkan di klik :
SILAHKAN MENCOBA :)
web di bawah ini untuk kalian yang ingin mencoba mengerjakan soal - soal melalui e - learning online, silahkan di coba :
www.websitebahasaindonesia.blogspot.com
web di bawah ini hasil dari kelompok kami, silahkan di lihat :
http://kelompoksatu.mdl2.com/course/index.php
TUGAS 5 - yang ke (1. menulis jurnal di media online dengan bidang keahlian dan yang ke 2 membuat online jurnal di blog)
JURNAL BAHASA INDONESIA
PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER
NON REGULER - 5235127248
PEMBELAJARAN DENGAN MODUL BERBASIS WEB
ABSTRAK
Berbagai informasi dari berbagai bidang kehidupan, baik berbentuk teks,gambar, video, maupun audio disajikan di Internet setiap saat. Banyak institusi maupun pribadi telah menawarkan artikel, jurnal, atau buku teks melalui Internet. Di balik manfaatnya yang besar bagi dunia pendidikan internet dirasa masih cukup mahal,terutama dalam hal biaya saluran komunikasi. Melihat kondisi itu, kiranya cukup bijaksana untuk memikirkan pemanfaatan fasilitas hiperteks pada Hypertext MarkUp Language (HTML) untuk mengembangkan modul berbasis web, yang kemudian dipasang pada jaringan komputer lokal (intranet). Proses ini akan memberikan beberapa pengalaman kepada para mahasiswa. Pertama, program akan memberikan pengalaman menjelajahi internet kepada mahasiswa. Kedua program akan memberi pengalaman mendesain informasi berbasis hiperteks kepada mahasiswa. Ketiga, program memberikan
keuntungan yang dimiliki pembelajaran berbasis komputer, seperti bebas konteks, bebas konvensi social, tidak terlalu terikat waktu, dan mampu beradaptasi dengan kemampuan mahasiswa secara individu.
ABSTRACT
Various informations in every field of endeavor either in text, graphics, video or audio is prsented every time in the internet. Some people or institutions are offering articles, journals, or even books in the internet. On the other side of internet advantage, it is stil an expensive technology, especially in communication chanell cost. Therefore it is useful to think to develop an educational software, such as web based modul by using
hypertext facility of Hypertext MarkUp Language (HTML) at intranet environment. This kind of modul will give several advantages. First of all, this modul will give experince in looking for the information at internet environment. Furthermore, this kind of modul will give experince to design hypertext based information. Finally, this kind of modul will give more flexible instructional process, such as anonym, private, contex free, less influenced by social conventions, and can be adapted to the individual student capability.
1. Pendahuluan
Internet belakangan ini sudah menjadi media informasi yang amat handal bagi manusia dari berbagai profesi. Berbagai informasi dari berbagai bidang kehidupan, baik berbentuk teks, gambar, maupun suara disajikan di internet setiap saat. Fasilitas tunjuk dan ketuk (point and click) yang disediakan sangat memudahkan penjelajahan informasi di internet. Kalangan pendidikan tergolong sangat banyak bisa memanfaatkan jasa internet. Banyak institusi maupun pribadi telah menawarkan artikel, jurnal, atau buku teks melalui Internet. Bahkan banyak paket program pengajaran dari tingkat pendidikan dasar sampai perguruan tinggi juga sudah ditawarkan melalui internet. Besarnya manfaat internet khususnya bagi pendidikan menyebabkan tidak ada alasan kiranya untuk tidak memperkenalkan internet kepada anak didik. Pengenalan
internet kepada anak sejak dini akan memberikan pengalaman yang begitu kaya (Info Komputer, Maret 1996). Selain itu, internet juga membantu memberikan pengetahuan generatif kepada anak, sebab anak-anak tidak cukup hanya diberi pengetahuan reproduktif seperti menghafal pelajaran yang diberikan gurunya, tetapi juga pengetahuan generatif, yaitu mengembangkan pelajaran tersebut (Info Komputer, 1996). Di balik manfaatnya yang besar bagi dunia pendidikan, internet dirasa masih cukup mahal, terutama dalam hal biaya saluran komunikasi. Disamping itu, dengan ramainya saluran komunikasi dan banyaknya orang yang mengakses ke server mengakibatkan peningkatan waktu akses karena harus menunggu antrian, yang sekaligus menaikkan biaya langganan saluran komunikasi. Melihat kondisi itu, kiranya perlu dipikirkan pemanfaatan beberapa fasilitas internet untuk mengembangkan PBK untuk dioperasikan pada jaringan lokal (Intranet).
Melalui penelitian ini, akan dicoba pemanfaatan HTML (Hyper Text MarkUp Language) untuk mengembangkan modul berbasis web. Struktur pohon dalam tatacara pemanggilan informasi dari satu bingkai ke bingkai yang lain sangat mendukung terciptanya jaringan materi pembelajaran. Selain itu, kemampuan hypertext yang dimiliki HTML untuk memadukan teks dengan gambar, grafik, video atau audio akan memperkaya informasi pembelajaran yang akan disajikan.Pada dasarnya, hypertext adalah teks yang disusun dalam potongan-potongan teks sebagai titik (node), serta hubungan-hubungan antarpotongan-potongan teks tersebut (McKnight dkk., 1988). Jonassen (1988) menambahkan bahwa hiperteks adalah fasilitas komputer yang memungkinkan teks dan grafik dapat diakses dengan urutan yang sepenuhnya diatur oleh pemakai. Hiperteks merupakan teks yang tidak berurutan dalam rangkaian titik-titik, yang memberi peluang kepada pemakai untuk mengeksplorasi teks dengan urutan yang sesuai dengan pengetahuan awal yang dimiliki siswa dan tujuan akhir yang ingin dicapai.
Hiperteks dapat menciptakan banyak alternatif pencabangan, sehingga pemakai dapat secara leluasa berpindah dari satu titik ke titik lainnya. Pemakai juga dapat merangkai teks agar lebih bermakna. Landow (dalam Duffy dan Cunningham, 1988) menyebutkan bahwa hyperteks dapat digunakan untuk memotivasi siswa untuk memandang teks dari sudut yang baru, dalam upaya meningkatkan cara berpikir multiarah. Selanjutnya, Landow dalam Kibby (1996) menetapkan beberapa ketentuan yang dipenuhi dalam penyusunan hiperteks, yaitu:
1) terdapat hubungan yang signifikan antara materi-materi yang terkoneksi, sehingga
memenuhi harapan siswa;
2) penekanan pada koneksi antar materi mendorong kebiasaan berpikir siswa;
3) koneksi yang gagal diusahakan sekecil mungkin;
4) bila ada koneksi ke grafik, diusahakan agar disertai teks, sehingga tampak keterkaitan
antara kondisi awal dengan kondisi akhir siswa.
McKnight dkk (1988) menyatakan bahwa media yang mampu menampilkan multimedia dan hiperteks secara terintegrasi dinamakian hypermedia. Jadi hipermedia mampu mengintegrasikan informasi berupa hiperteks, video dan audio. Hipermedia merupakan media dinamis dan tidak linier, di mana konsep-konsep yang berkaitan saling dihubungkan dengan penuh makna. Konsep-konsep atau ide-ide terkait saling terhubung dalam berbagai bentuk hubungan.
Menurut teori belajar kognitif, siswa belajar berarti membuat peta antara informasi yang sudah diketahui dengan informasi yang sedang dipelajari. Teknologi hipermedia mampu memfasiltasi pemetaan tersebut karena hipermedia mampu mengilustrasikan ikatan antarkonsep. Oleh karena itu, hipermedia akan mampu meningkatkan hasil belajar karena hipermedia memfokuskan diri pada keterkaitan antarkonsep atau ide, bukan mengisolasi konsep. Sistem informasi berbasis hipermedia memiliki dua fungsi, yaitu: (1) mengintergrasikan basis-data dan manajemen informasi ke dalam satu model dan (2) menerapkan hipermedia sebagai antar-muka presentasi informasi (Walster, 1988). Dalam hipermedia, basis-data yang memuat materi pembelajaran diitegrasikan dengan manajemen informasi. Keterkaitan antarmateri diatur dengan hubungan-hubungan
(hyperlink) yang sengaja diciptakan dengan memperhatikan makna hubungan antarkonsep. Selain itu, hipermedia sekaligus merupakan antarmuka dari pesentasi materi. Berkenaan dengan teknologi komunikasi dengan modul berbasis web, jaringan komputer lebih dikenal dalam wujud internet dan intranet. Internet adalah jaringan komputer yang terdiri dari jaringan-jaringan komputer. Beberapa layanan komunikasi yang ada pada internet yang cukup populer antara lain adalah konferensi komputer (computer conferencing), surat elektronik (electronic mail), kelompok diskusi (discussion lists), dan bulletin boards. Intranet adalah jaringan komputer yang khusus untuk penggunaan pada lingkungan suatu organisasi (Kurniadi, 1995). Jika dilihat dari sudut teknisnya, intranet bisa didefinisikan sebagai penggunaan teknologi internet dan WWW (world wide web) di dalam sebuah jaringan komputer lokal. Umumnya komunikasi berbasis komputer bersifat saluran ganda (multiple channel), walaupun pada kenyataannya bisa juga dibuat untuk melayani komunikasi hanya antar dua orang saja. Keberadaan fasilitas komunikasi dengan modul berbasis web di dunia pendidikan sudah cukup lama, tetapi pada awalnya masih terbatas pada penggunaan untuk sarana komunikasi antarpeneliti dalam bentuk pertukaran informasi berwujud teks. Perkembangan layanan komunikasi dengan modul berbasis web berkembang pesat sejalan dengan perkembangan komputer menjadi hypermedia, yaitu jaringan komputer yang tidak hanya mampu menyajikan teks tetapi sudah mampu menyajikan berbagai informasi melalui berbagai media komunikasi, seperti suara, gambar, grafik, dan video. Perkembangan layanan tersebut membuat komunikasi berbasis komputer semakin populer. Hanya saja, pemanfaatannya dalam dunia pendidikan, khususnya untuk pembelajaran, masih terbatas.
Mengacu pada deskripsi tentang media komunikasi, media komunikasi dibedakan menjadi dua, yaitu komunikasi melalui media massa berupa jaringan komputer (intranet), yang selanjutnya disebut komunikasi dengan modul berbasis web dan komunikasi interpersonal atau tatap muka. Dalam komunikasi dengan modul berbasis web, fasilitas komunikasi yang dimanfaatkan adalah electronic mail (e-mail) dan bulletin board. E-mail memungkinkan komunikan untuk saling berkirim surat secara elektronik, sedangkan
bulletin board memungkinkan komunikan untuk berdiskusi. Baik melalui fasilitas e-mail maupun bulletin board, komunikator menyampaikan informasi kepada komunikate melalui keyboard komputer; sebaliknya, komunikate menerima informasi melalui tampilan teks, grafik, atau gambar di monitor komputer. Selama proses komunikasi tidak ada peluang bagi komunikator dan komunikate untuk melakukan kontak langsung karena mereka berada pada jarak yang cukup jauh. Pembelajaran melalui komunikasi dengan modul berbasis web, menurut Moore & Taylor (1996), bisa mendorong pertukaran ide, meningkatkan partisipasi, meningkatkan keinginan untuk mencoba, dan meningkatkan kerjasama. Cristine Steeples (1996) menambahkan bahwa komunikasi dengan modul berbasis web dalam pembelajaran dapat meningkatkan fleksibilitas dalam kegiatan saling bertukar informasi.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pembangunan software (perangkat lunak),dengan sasaran akhir berupa terbangunnya sebuah software sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan. Oleh karena itu, metodologi yang digunakan mengikuti paradigma dalam pengembangan software yakni paradigma prototyping. Paradigma ini dipilih dengan alasan pengembangan perangkat lunak dikerjakan secara terpadu dengan pakar di bidang web yang sangat luas pengetahuan komputernya. Prototyping merupakan sebuah
proses yang memungkinkan pengembang untuk membuat model perangkat lunak yang akan dibuat. Urutan langkah pada paradigma prototyping didilustrasikan
Berdasarkan bentuk penelitian yang dipilih, langkah utama dalam penelitian ini dimulai dari pengumpulan kebutuhan dan perbaikan. Dalam tahap ini, dilakukan pengumpulan data dan kebutuhan perangkat lunak lainnya. Data diperoleh dengan teknik observasi dan studi literatur. Setelah kebutuhan terkumpul, dilakukan perancangan desain cepat. Data yang telah terkumpul pada tahap sebelumnya dipergunakan untuk merancang desain awal dari produk yang akan dibangun yang biasanya masih bersifat global.Perancangan desain cepat diutamakan pada bagian tampilan. Desain awal, selanjutnya, di implementasikan untuk mendapatkan simulasi dari hasil akhir yang diinginkan.Pekerjaan pada tahap ini belum menyentuh aspek-aspek detail dari produk yang dibangun, dan lebih ditujukan untuk mempermudah pemahaman terhadap proses dari produk yang dibangun melalui pembuatan prototipe. Ada 3 jenis prototipe, yaitu: 1) prototipe di atas kertas, 2) prototipe kerja (prototipe yang telah diimplementasikan ke dalam bahasa pemrograman, dapat dieksekusi namun belum berjalan sempurna, dan 3) prototipe jadi (prototipe yang telah jadi tapi mungkin masih perlu disesuaikan dengan kebutuhan pengguna). Prototipe yang sudah jadi dievaluasi pada tahap evaluasi prototipe. Dengan semakin dipahaminya gambaran awal dari produk yang akan dihasilkan, pada tahap ini dapat dilakukan evaluasi terhadap prototipe yang dihasilkan, sehingga produk akhir semakin bagus dan kemungkinan kesalahan produk semakin kecil. Berdasarkan evaluasi oleh pengguna, jika ada kesalahan atau kekurangcocokan, akan dilakukan perbaikan. Begitu seterusnya, sampai prototipe yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan. Apabila prototipe telah sesuai dengan yang diharapkan, maka langkah dilanjutkan dengan rekayasa produk. Pada tahap inilah, produk benar-benar dirancang hingga diperoleh hasil akhir. Mengingat produk yang dirancang adalah perangkat lunak pendidikan, setelah diperoleh hasil akhir dilakukan ujicoba terhadap mahasiswa, untuk mengetahui apakah perangkat lunak pendidikan yang diciptakan mampu meningkatkan hasil belajar. Selain itu, dalam ujicoba juga dikaji sikap mahasiswa terhadap perangkat lunak pendidikan yang dikembangkan. Ujicoba menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas. Perangkat lunak diujicobakan kepada satu kelas, kemuudian setiap siklus dilakukan refleksi. Selain itu pembandingan juga dilakukan terhadap kelas sebelumnya yang belum menggunakan perangkat lunak pendidikan yang baru dikembangkan.
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
a. Hasil Penelitian
Fasilitas internet berupa HTML ternyata dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan modul pembelajaran berbasis web. Paket Macromedia yang digunakan ternyata mampu menampilkan web yang sangat informatif untuk mendukung proses pembelajaran. Struktur pohon dalam tatacara pemanggilan informasi dari satu bingkai ke bingkai lain sangat mendukung terciptanya jaringan materi pembelajaran. Selain itu, kemampuan HTML untuk memadukan gambar dengan teks sangat memperkaya informasi pembelajaran yang disajikan. Animasi teks maupun gambar sangat membantu menciptakan kesan, sehingga informasi yang disajikan dapat diingat lebih lama oleh mahasiswa. Fasilitas hyperlink yang dimiliki HTML sangat bermanfaat untuk menghubungkan satu informasi dengan informasi lainnya yang terkait. Selain itu, fasilitas hyperlink juga dapat dimanfaatkan untuk mengeksekusi paket program aplikasi yang lain.Ini berarti, apabila materi pembelajaran terkait dengan pengoperasian perangkat lunak, maka mahasiswa dapat diberikan peluang untuk membaca informasi sambil mencoba. Fasilitas jendela banyak (multy windows) yang dimiliki sistem operasi windows sangat membantu proses tersebut. Berbagai fasilitas tambahan dapat ditambahkan pada sistem operasi windows 2000 server dalam menjalankan modul berbasis web. Win pop-up dan e-mail misalnya, dapat ditambahkan pada server untuk memberi peluang kepada mahasiswa berdiskusi. Dengan demikian, komunikasi pembelajaran dapat berlangsung banyak arah. Selain berkomunikasi dengan modul dalam komputer, mahasiswa juga dapat berkomunikasi dengan teman-temannya. Komunikasi tersebut dapat diatur sedemikian rupa, sehingga kerahasiaan pribadi dapat diproteksi. Modul berbasis web yang dikembangkan dipasang pada intranet dengan server di Pusat Komputer dan terhubung ke Fakultas-fakultas, Program Pascasarjana, Perpustakaan, dan Pusat Sumber Belajar. Jaringan informasi ilmiah tersebut dihubungkan dengan jaringan informasi administratif yang telah ada pada beberapa unit kerja di Kampus Jalan Udayana maupun di Kampus Jalan A. Yani. Dengan demikian terwujud suatu jaringan informasi terpadu di IKIP Negeri Singaraja. Pada masa mendatang jaringan ini diharapkan mampu menjangkau beberapa sekolah khususnya sekolah-sekolah binaan untuk berbagi informasi, sekaligus sebagai salah satu wujud nyata sumbangan IKIP Negeri Singaraja kepada pembinaan pendidikan. Modul berbasis web yang berhasil dikembangkan diujicobakan pada mahasiswa dengan mengambil materi bagi-pakai informasi pada Microsoft Office. Ujicoba yang mengambil pola penelitian tindakan kelas menunjukkan bahwa modul berbasis web cenderung dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Refleksi dilakukan dengan mengambil perbandingan pada perkuliahan untuk kelas-kelas sebelumnya. Selain itu, refleksi juga dilakukan pada setiap akhir sekelompok pokok bahasan, yang relatif berimbang dalam alokasi waktu. Hasil penyebaran angket kepada mahasiswa menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa menyatakan senang mengikuti pembelajaran dengan modul berbasis web. Alasan yang dikemukakan antara lain: 1) mahasiswa merasa tertantang untuk menelusuri lebih jauh, 2) mahasiswa dapat kembali ke informasi sebelumnya yang belum dikuasai, 3) kegiatan mahasiswa bersifat individu, dan 4) mahasiswa banyak ingin tahu karena menggunakan teknologi baru.
b. Pembahasan
Modul berbasis web cenderung dapat meningkatkan hasil belajar karena mampu membangun jaringan materi yang baik. Menurut teori belajar kognitif, siswa belajar berarti membuat peta antara informasi yang sudah diketahui dengan informasi yang sedang dipelajari. Teknologi hipermedia mampu memfasiltasi pemetaan tersebut, karena hipermedia mampu mengilustrasikan ikatan antar konsep. Oleh karena itu hipermedia akan mampu meningkatkan hasil belajar karena hipermedia memfokuskan diri pada keterkaitan antar konsep atau ide, bukan mengisolasi konsep. Selain itu, modul berbasis web juga dapat mendorong mahasiswa untuk berpendapat karena tidak tampak oleh mahasiswa lain. Artinya, mahasiswa relatif lebih terbebas dari rasa malu atau rasa takut untuk mengemukakan pendapat. Hal ini terjadi karena komunikasi terjadi tidak secara langsung, melainkan melalui jaringan komputer. Oleh karena itu, tepat kiranya, Moore & Taylor (1996) berpendapat bahwa
pembelajaran melalui dengan modul berbasis web, bisa mendorong pertukaran ide, meningkatkan partisipasi, meningkatkan keinginan untuk mencoba, dan meningkatkan kerjasama. Cristine Steeples (1996) menambahkan bahwa komunikasi dengan modul berbasis web dalam pembelajaran dapat meningkatkan fleksibilitas dalam kegiatan saling bertukar informasi. Hypertext sebagai media pembangun modul berbasis web dapat menciptakan banyak alternatif pencabangan, sehingga mahasiswa dapat secara leluasa berpindah dari satu titik ke titik lainnya. Mahasiswa juga tidak akan saling tergantung dengan temannya. Situasi seperti ini akan membantu meningkatkan motivasi mahasiswa untuk belajar. Terkait dengan hal itu, Landow (dalam Duffy dan Cunningham, 1988) menyebutkan bahwa hyperteks dapat digunakan untuk memotivasi siswa untuk memandang teks dari sudut lain, dalam upaya meningkatkan cara berpikir multi-arah.
4. Penutup
Modul pembelajaran berbasis web sudah berhasil diimplementasikan untuk pembelajaran bagi-pakai (shared) informasi pada Microsoft Office. Modul dikembangkan dengan menggunakan paket aplikasi Macromedia. Fasilitas hyperlink digunakan seoptimal mungkin untuk mengbungkan bingkai-bingkai informasi yang saling terkait. Dengan demikian, mahasiswa dapat mengakses informasi yang relatif lebih lengkap, serta
dapat diulang-ulang sesuai kepentingannya. Dalam konteks ini, pembelajaran asyncronous benar-benar terjadi. Kemajuan individu tidak akan seragam, melainkan individu akan maju sesuai dengan kemampuan dan keuletan masing-masing. Namun, proses kerjasama tetap dapat dijalin melalui komunikasi dengan memanfaatkan fasilitas jaringan komputer, yang dalam beberapa hal memiliki keunggulan dibandingkan dengan komunikasi tatap muka.
Modul berbasis web yang dikembangkan belum pernah diujicobakan melalui satu eksperimen. Akan tetapi, modul tersebut sudah sempat diujicobakan dengan menggunakan pola penelitian tindakan kelas. Sistem diujicobakan pada satu kelompok mahasiswa, kemudian direfleksi dengan mempertimbangkan pengalaman-pengalaman sebelumnya. Hasil pengamatan menunjukkan adanya kecenderungan modul berbasis web dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Di pihak lain, pengamatan menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki sikap yang positif terhadap pembelajaran dengan modul berbasis web. Sebagian besar mahasiswa menyatakan senang mengikuti perkuliahan dengan modul berbasis web. Modul berbasis web sebaiknya dikembangkan dengan lebih intensif dalam upaya memberikan alternatif bentuk pembelajaran yang lebih beragam kepada mahasiswa. Apabila terdapat banyak alternatif pembelajaran, maka mahasiswa akan memiliki peluang untuk memanfaatkan berbagai sumber pembelajaran. Beberapa model pembelajaran yang
tersedia diharapkan dapat saling mensubstitusi dan saling melengkapi. Akibatnya, prestasi belajar mahasiswa bisa lebih ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Andi Kurniadi, 1998, Intranet, Jakarta: Elex Media Komputindo Chi Michelene T.H., 1989, Self-Explanations : How Students Study and Use Examples in Learning to Solve Problems, Cognitive Science Vol. 13 Conny R. Semiawan, 1999, Pendidikan Tinggi: Peningkatan Kemampuan Manusia
Sepanjang Hayat Seoptimal Mungkin, Jakarta: Grasindo Date, C.J. 1986. An Introduction To Database System. Reading, MA.:Addison-Wesley Publishing Company, Inc.
Duffy, Thomas M. & Donald J. Cunningham, 1988, “Contructivism: Implication for the Design and Delivery for Instruction” Educational Communications and Technology, ed. David H. Jonassen, London: Prentice Hall International Info Komputer, Desember 1996, Membuat Gambar Animasi untuk HTML Page, Jakarta:
PT Elex Media Komputindo Info Komputer, April 1997, Berindah-indah dengan Intranet, Jakarta:PT Elex Media Komputindo
Info Komputer, April 1997, Memandu Pasangan Serasi:Intranet dan Windows NT 4.0, Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Info Komputer, Juli 1995, Menyajikan Informasi Di Internet, Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Info Komputer, Maret 1996, Internet Di Mata Anak-anak, Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Jonassen, David H., 1988, “Integrating learning Strategies into Courseware to Facilitate
Deeper Processing”, ed. Jonassen, David H., Instructional Design for Microcmputer Courseware, Hillsdale, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates Publishers.
Kibby, M.R., 1996, “Educational Application of Hypertext”, International Encyclopedia
Educational Tecnology, ed. Tjerrd Plomp and Donald P.Ely, Cambrige: Cambridge University Press.
Larry Aronson, 1995, HTML 3 Manual of Style, Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Markwood, Richard A. , 1994, “Computer Tools for Distance Education”, Distance Education Strategies and Tools, ed. Barry Willis, Englewood Cliffs, NJ: Educational Technology Publications
McKnight, Cliff dkk., 1988, “User-Centered Design of Hypertext/Hypermedia for
education”, Educational Communications and Technology, ed. David H.
Jonassen, London: Prentice Hall International
Moore, David M. & C. David Taylor, 1996, Student Participation, Interaction, and
Regulation in A Computer Mediated Communication Environment, Journal of Computing research, Vol. 14(3) Steeples, Christine, 1996, Technological Support for teaching and Learning: Computer
Mediated Communication in Higher Education, Computer education, Vol. 26, No. 1
Tanenbaum, Andrew S. 1987. Operating System. Englewood Cliffs, NJ.:Prentice-Hall
Wahana Komputer. 1996. Novel Netware 4.1. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Walster, Dian, 1988, “Technologies for Information Access in Library and Information
Centers”, Educational Communications and Technology, ed. David H.
Jonassen, London: Prentice Hall International
KOMENTAR :
Menurut saya jurnal yang saya buat sudah sesuai dengan tata bahasa
yang baik dan benar, penataanya pun juga sudah jelas dan lengkap demikian
jurnal yang saya buat.