Sabtu, 12 Juli 2014

PROFESI KEPENDIDIKAN

KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul berbagai macam metode pembelajaran.

Makalah ini secara khusus disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Profesi Kependidikan pada Semester III tahun 2013. Makalah ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan terimakasih pada seluruh pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan, kekeliruan dan kesalahan yang terdapat pada makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun penulis harapkan dapat disampaikan kepada penulis.




                                                                                          jakarta, 26 september 2013

                                                                                                            Penulis


DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL           ……………………………………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR           ………………………………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI           ……………………………………………………………………………………………..iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang         …………………………………………………………………………………………………..1
B.     Rumusan Masalah          ……………………………………………………………………………….2
C.     Manfaat Penulisan        …………………………………………………………………….2
D.    Metode Penulisan       ………………………………………………………….2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Manajemen Kurikulum…………………………………………………………………………….3
B.     Tujuan Manajemen Kurikulum…………………………………………………………………….4
C.    Prinsip-prinsip Manajemen Kurikulum……………………………………………..6
D.     Unsur-unsur manajemen pendidikan…………………………………7
 E.      Peran guru dalam kurikulum di sekolah……………….8
BAB III PENUTUP
Simpulan…………………………………………………………………………………………………………………………12
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………………………………..ix
  



BAB I
PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang
Kurikulum adalah suatu sistem yang mempunyai komponen-komponen yang saling berkaitan erat dan menunjang satu sama lain. Komponen-komponen kurikulum tersebut terdiri dari tujuan, materi pembelajaran, metode, dan evaluasi. Dalam bentuk sistem ini kurikulum  akan berjalan menuju suatu tujuan pendidikan dengan adanya saling kerja sama diantara seluruh subsistemnya. Apabila salah satu dari variabel kurikulum tidak berfungsi dengan baik maka sistem kurikulum akan berjalan kurang baik dan maksimal.
Berangkat dari bentuk kurikulum tersebut, maka dalam pelaksanaan kurikulum sangat diperlukan suatu pengorganisasian pada seluruh komponennya. Dalam proses pengorganisasian ini akan berhubungan erat dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengontrolan. Sedangkan manajemen adalah salah satu displin ilmu yang implikasinya menerapkan proses-proses tersebut. Maka dalam penerapan pelaksanaan kurikulum, seorang yang mengelola lembaga pendidikan harus menguasai ilmu manajemen, baik untuk mengurus pendidikan ataupun kurikulumnya.Oleh karena itu, makalah ini akan membahas tentang pengertian, tujuan, fungsi, prinsip-prinsip, ruang lingkup, proses, dan faktor pendukung serta penghambat manajemen kurikulum, serta hubungan teori pendidikan dan kurikulum.




B.       Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah:
1.         Apa pengertian dari manajemen kurikulum?
2.         Apa saja tujuan manajemen kurikulum?
3.         Bagaimana prinsip-prinsip manajemen kurikulum?
4.         apa saja unsur-unsur manajemen kurikulum?
5.         peran guru dalam pelaksanaan kurikulum?


C.       Manfaat Penulisan
Makalah ini diharapkan dapat membantu pembaca mengetahui:
1.         Apa pengertian dari manajemen kurikulum
2.         Apa saja tujuan manajemen kurikulum
3.         Bagaimana prinsip-prinsip manajemen kurikulum
4.         apa saja unsur-unsur manajemen kurikulum
5.         peran guru dalam pelaksanaan kurikulum


D.      Metode Penulisan
Pada penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode penulisan dengan sumber dari internet.


BAB II
PEMBAHASAN


A.      Pengertian Manajemen Kurikulum
Manajemen berasal dari bahasa Inggris ‘management’ dengan kata kerja to manage, diartikan secara umum sebagai mengurusi atau kemampuan menjalankan dan mengontrol suatu urusan atau “act of running and controlling a business” (Oxford, 2005).
Sementara, Malayu S.P. Hasibuan (1995) dalam bukunya “Manajemen Sumber Daya Manusia” mengemukakan bahwa manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian  dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
Kurikulum berasal dari bahasa Yunani yaitu jarak yang harus ditempuh. Secara sempit atau tradisional, kurikulum adalah sekedar memuat dan dibatasi pada sejumlah mata pelajaran yang diberikan guru pada siswa guna mendapatkan ijazah. Sedang secara modern, kurikulum adalah semua pengalaman yang diharapkan dimiliki peserta didik dibawah bimbingan guru dengan titik berat pada usaha meningkatkan kualitas interaksi belajar-mengajar.
Untuk mendapatkan rumusan tentang pengertian kurikulum, para ahli mengemukakan pandangan yang beragam. Dalam pandangan klasik, lebih menekankan kurikulum dipandang sebagai kumpulan pelajaran di suatu sekolah. Pelajaran-pelajaran dan materi apa yang harus ditempuh di sekolah, itulah yang disebut kurikulum.
Dalam pandangan modern, pengertian kurikulum lebih dianggap sebagai suatu pengalaman atau sesuatu yang nyata terjadi dalam proses pendidikan, seperti dikemukakan oleh Caswel dan Campbell (1935) yang mengatakan bahwa kurikulum “… to be composed of all the experiences children have under the guidance of teachers”. Dipertegas lagi oleh pemikiran Ronald C. Doll (1974) yang mengatakan bahwa “ …the curriculum has changed from content of courses study and list of subject and courses to all experiences which are offered to learners under the auspices or direction of school”.
Manajeman kurikulum adalah sebagai suatu sistem pengelolaan kurikulum yang komperatif, komprehensif, sistemik dan sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum. Dalam pelaksanaannya, manajemen kurikulum harus di kembangkan sesuai dengan konteks Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP). oleh karna itu, otonomi yang di berikan pada lembaga pendidika atau sekolah dalam mengelola kurikulum secara mandiri dengan memproritaskan kebutuhan dan ketercapaian saran dan visi dan misi lembaga pendidikan atau sekolah tidak mengabaikan kebijakan nasional yang telah ditetapkan.
Manajemen kurikulum merupakan subtansi manajemen yang utama di sekolah. Prinsip dasar manajemen kurikulum ini adalah berusaha agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dengan tolok ukur pencapaian tujuan oleh siswa dan mendorong guru untuk menyusun dan terus menerus menyempurnakan strategi pembelajarannya.
Manajemen kurikulum adalah segenap proses usaha bersama untuk memperlancar pencapaian tujuan pengajaran dengan titik berat pada usaha meningkatkan kualitas interaksi belajar mangajar. Sedangkan kurikulum sendiri mempunyai arti yang sempit dan arti yang luas. Kurikulum dalam arti sempit adalah jadwal pelajaran atau semua pelajaran baik teori maupun praktek yang diberikan kepada siswa selama mengikuti suatu proses pendidikan tertentu.
Sedangkan dalam arti luas kurikulum diartikan sebagai berikut. Sebenarnya terdapat tiga jenis organisasi kurikulum yaitu:
1.         Kurikulum Terpisah (Sparated Subject Curriculum) di mana bahan pelajaran disajikan secara terpisah – pisah seolah – olah ada batas antara bidang studi dan antara bidang studi yang sama di kelas yang berbeda.
2.         Kurikulum Berhubungan (Correlated Curriculum) yaitu kurikulum yang menunjukan adanya hubungan antara mata pelajarah yang satu dengan yan lain. Seperti IPS (gabungan dari mata pelajaran Sejarah Geografi, Ekonomi, Sosiologi ), IPA (gabungan dari Fisika, Biologi, Kimia).
3.         Kurikulum terpadu (Integrated Curriculum) yaitu kurikulum yang meniadakan batas – batas antara berbagai bidang dan didalam mata pelajaran tersebut terdapat keterpaduan mata pelajaran serta menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unik.

B.       Tujuan Manajemen Kurikulum
Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang ingin dicapai. Dalam skala makro, rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atau sistem nilai yang dianut masyarakat. Bahkan, rumusan tujuan menggambarkan suatu yang dicita-citakan masyarakat. Misalkan filsafat atau sistem nilai yang dianut masyarakat Indonesia adalah Pancasila, maka tujuan yang diharapkan tercapai oleh suatu kurikulum adalah membentuk masyarakat yang pancasilais. Dalam skala mikro, tujuan kurikulum berhubungan dengan visi dan misi sekolah serta tujuan-tujuan yang lebih sempit seperti tujuan setiap mata pelajaran dan tujuan proses pembelajaran.
Manajemen kurikulum dan pembelajaran bertujuan untuk:
1.         Pencapaian pengajaran dengan menitik beratkan pada peningkatan kualitas interaksi belajar mengajar.
2.         Mengembangkan sumber daya manusia dengaan mengacu pada pendayagunaan seoptimal mungkin.
3.         Pencapaian visi dan misi pendidikan nasional.
4.         Meningkatkan kualitas belajar mengajar disuatu pendidikan tertentu.
Untuk mengakomodasi perbedaan pandangan tersebut, Hamid Hasan (1988) mengemukakan bahwa tujuan dasar kurikulum dapat ditinjau dalam empat dimensi, yaitu:
1.         Kurikulum sebagai suatu ide, adalah kurikulum yang dihasilkan melalui teori-teori dan penelitian, khususnya dalam bidang kurikulum dan pendidikan.
2.         Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, adalah sebagai perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide yang diwujudkan dalam bentuk dokumen, yang di dalamnya memuat tentang tujuan, bahan, kegiatan, alat-alat, dan waktu.
3.         Kurikulum sebagai suatu kegiatan, merupakan pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, dan dilakukan dalam bentuk praktek pembelajaran.
4.         Kurikulum sebagai suatu hasil, merupakan konsekwensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan, dalam bentuk ketercapaian tujuan kurikulum yakni tercapainya perubahan perilaku atau kemampuan tertentu dari para peserta didik.
Berdasarkan uraian di atas bisa disimpulkan bahwa kurikulum merupakan dokumen perencanaan yang mencakup:
1.         Tujuan yang harus diraih
2.         Isi dan pengalaman belajar yang harus diperoleh siswa
3.         Strategi dan cara yang dapat dikembangkan
4.         Evaluasi yang dirancang untuk mengumpulkan informasi mengenai pencapaian tujuan
5.         Penerapan dari isi dokumen yang dirancang dalam bentuk nyata.
            Dengan demikian, pengembangan kurikulum meliputi penyusunan dokumen, implementasi dokumen serta evaluasi dokumen yang telah disusun. (Wina Sanjaya, 2008).

Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional sebagaimana dapat dilihat dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 dinyatakan bahwa: “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.


C.      Prinsip-prinsip Manajemen Kurikulum
Prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan manajemen kurikulum adalah sebagai berikut:
1.         Produktivitas
Hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum merupakan aspek yang harus dipertimbangkan dalam manajemen kurikilum. Pertimbangan bagaimana agar peserta didik dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan kurikulum harus menjadi sasaran dalam manajemen kurikulum.
2.         Demokratisasi
Pelaksanaan manajemen kurikulum harus berasaskan pada demokrasi yang menempatkan pengelola, pelaksana, dan subjek didik pada posisi yang seharusnya dalam melaksanakan tugas dengan penuh tanggungjawab untuk mencapai tujuan kurikulum.
3.         Kooperatif
Untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam kegiatan manajemen kurikulum perlu adanya kerjasama yang positif dari berbagai pihak yang terlibat.
4.         Efektifititas dan efisiensi
Rangkaian kegiatan manajemen kurikulum harus mempertimbangkan efektifititas dan efisiensi untuk mencapai tujuan kurikulum, sehingga kegiatan manajemen kurikulum tersebut memberikan hasil yang berguna dengan biaya, tenaga, dan waktu yang relative singkat.
5.         Mengarahkan visi, misi, dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum
Proses manajemen kurikulum harus dapat memperkuat dan mengarahkan visi, misi, dan tujuan kurikulum. Dalam proses pendidikan perlu dilaksanakan manajemen kurikulum untuk memberikan hasil kurikulum yang lebih efektif, efisien, dan optimal dalam memberdayakan berbagai sumber daya maupun komponen kurikulum.

D            .           Unsur-Unsur Manajemen Kurikulum
Dalam manajemen kurikulum unsur-unsur kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) menjelaskan bahwa komponen kurikulum terdiri atas berikut dibawah ini.

     1)      Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan

Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan mengacu kepada tujuan umum pendidikan berikut.
    a.       Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

    b.      Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan pengetahuan, kepribadian akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.


   c.    Tujuan pendidikah menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.


   2)      Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang tertuang dalam Standar Isi, meliputi lima kelompok mata pelajaran berikut.
   a.       Kelompok mata pelajaran agama dan ahklak mulia.

   b.      Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian.
  
   c.       Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.

   d.      Kelompok mata pelajaran estetika.

   e.       Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.
Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan dan kegiatan pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP 19/2005 pasal 7.




 E.         peran guru dalam pelaksanaan kurikulum


Guru sebagai sumber belajar
Peran sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan materi pelajaran. Dikatakan guru yang baik manakala ia dapat menguasai materi pelajaran dengan baik, sehingga ia benar – benar berperan sebagai sumber belajar bagi peserta didik. Apapun yang ditanyakan siswa berkaitan dengan materi pelajaran yang sedang diajarkannya, ia akan bisa menjawab dengan penuh keyakinan. Ketidakpahaman guru tentang materi pelajaran biasanya ditunjukkan oleh perilaku – perilaku tertentu, misalnya teknis penyampaian materi yang monoton, ia lebih sering duduk dikursi sambil membaca, suaranya lemah, tidak berani kontak mata dengan siswa, miskin dengan ilustrasi, dll. Perilaku yang demikian dapat menyebabkan hilangnya kepercayaa pada diri siswa, sehingga guru akan sulit mengendalikan kelas.
Sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran hendaknya guru melakukan tiga hal yaitu;
-          Guru memiliki bahan referensi yang lebih banyak daripada siswa. Hal ini untuk menjaga agar guru memiliki pemahaman yang lebih baik tentang materi yang akan dikaji bersama siswa, karena dalam perkembangan teknologis informasi yang sangat cepat bisa terjadi siswa lebih “pintar” dibandingkan guru dalam hal penguasaan informasi.
-          Guru dapat menunjukkan sumber belajar yang dapat dipelajari oleh siswa.
-       Guru perlu melakukan pemetaan tentang materi pelajaran, misalnya dengan menentukan materi inti (core) yang wajib dipelajari oleh siswa, mana materi tambahan. Melalui pemetaan semacam ini akan memudahkan bagi guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai sumber belajar.

Guru sebagai pendidik
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi peserta didik dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin.
Berkaitan dengan tanggung jawab, guru harus mengetahui nilai, norma moral, dan sosial, serta berusaha berperilaku dan berbuat sesuai dengan nilai dan norma tersebut. Guru juga harus bertanggung jawab terhadap segala tindakannya dalam pembelajaran disekolah dan kehidupan bermasyarakat. Berkaitan dengan wibawa, guru harus mampu mengambil keputusan secara mandiri (independent), terutama dalam berbagai hal yang berkaitan dengan pembelajaran dan pembentukan kompetensi serta bertindak sesuai dengan kondisi peserta didik dan lingkungan. Sedangkan disiplin, guru harus mematuhi berbagai peraturan dan tata tertib secara konsisten atas dasar kesadaran professional, karena mereka bertugas untuk mendisiplinkan peserta didik disekolah, terutama dalam pembelajaran.


 Guru sebagai pembelajar
Sekarang ini, perkembangan teknologi mengubah peran guru dari pengajar yang bertugas menyampaikan materi pelajaran menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar karena, peserta didik bisa belajar dari berbagai sumber yaitu; radio, telivisi, berbagai macam film pembelajaran bahkan program internet  atau e – learning.

 Guru sebagai pembimbing
Guru diharapkan sebagai pembimbing perjalanan yang berdasarkan pengetahuannya bertanggung jawab atas kelancaran perjalanan itu. Jadi, sebagai pembimbing guru harus merumuskan tujuan secara jelas, menetapkan waktu perjalanan, menetapkan perjalanan yang harus ditempuh, menggunakan petunjuk perjalanan, serta menilai kelancarannya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik. Semua itu dilakukan berdasarkan kerjasama dengan peserta didik, tetapi guru memberikan pengaruh dalam aspek setiap perjalanan yang direncanakan dan dilaksanakan. Istilah perjalanan merupakan suatu proses belajar, baik dalam kelas maupun diluar kelas.

 Guru sebagai pelatih
Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan keterampilan, baik intelektual maupun motorik, sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih, karena tanpa latihan pesert didik tidak akan mampu menunjukkan penguasaan kompetensi dasar dan tidak akan mahir dalam berbagai keterampilan yang dikembangkan sesuai dengan materi standar. Oleh karena itu, guru harus berperan sebagai pelatih, yang bertugas melatih peserta didik dalam pembentukan kompetensi dasar, sesuai dengan potensi masing – masing. Pelatihan yang dilakukan harus juga memperhatikan perbedaan individual peserta didik dan lingkungan.

 Guru sebagai penasehat
Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat. Agar guru menyadari perannya sebagai penasehat secara lebih mendalam makaa ia harus memahami psikologi kepribadian dan ilmu kesehatan mental. Pendekatan psikologis dan kesehatan mental akan banyak menolong guru dalam menjalankan perannya sebagai penasehat, yang telah banyak dikenal bahwa ia banyak membantu peserta didik untuk dapat membuat keputusan sendiri.
 Guru sebagai agen pembaharu (innovator)
Inovasi pendidikan dilakukan guna memecahkan masalah yang dihadapi, agar dapat memperbaiki mutu pendidikan secara efektif dan efisien. Salah satu bentuk peran serta yang dapat dilakukan guru terhadap inovasi adalah sebagai agen pembaharuan. Oleh karena itu, guru harus mampu menerjemahkan pengalaman yang telah lalu kedalam kehidupan yang bermakna bagi peserta didik. Dalam hal ini, terdapat jurang yang dalam dan luas antara generasi yang satu dengan yang lain maka guru menjadi jembatan jurangn tersebut bagi peserta didik, jika tidak  maka hal ini dapat mengambil bagian dalam proses belajar yang berakibat tidak menggunakan potensi yang dimiliki oleh peserta didik.

 Guru sebagai model dan teladan
Guru merupakan model dan teladan bagi peserta didik. Oleh karena itu, pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta didik serta orang disekitar lingkungannya. Ada beberapa hal yang mendapat perhatian guru dalam perannya  sebagai model dan teladan yaitu; penggunaan gaya bahasa guru dalam berbicara, gaya kebiasaan guru bekerja, sikap guru melalui pengalaman dan kesalahan yang dilakukan, pakaian yang menampakkan ekspresi seluruh kepribadian, hubungan kemanusiaan (dalam hal pergaulan, intelektual moral, terutama bagaimana berperilaku), proses berpikir dalam hal menghadapi dan memecahkan masalah, dalam hal pengambilan keputusan, kesehatan (semangat, sikap tenang, antusias dll).
Mengimplementasikan peran dan tugas guru tersebut dalam KTSP dalam kelas akan ditemukan hambatan – hambatan, salah satunya yang sering kali terjadi datangnya dari siswa seperti mengganggu temannya yang sedang belajar, hal ini terjadi karena kekurang sandaran peserta didik dalam memenuhi tugas dan haknya sebagai anggota kelas. Oleh karena itu, sebaiknya guru membuat perjanjian dengan siswa mengenai peraturan dan prosedur dalam kelas pada awal tahun secara bersama – sama.
Menurut Emmer, Evertson, dan Worsharn (2003) mengatakan bahwa aturan-aturan dan prosedur berbeda-beda di setiap kelas tetapi yang pasti di semua kelas aturan – aturan dan prosedur dikelola secara efektif, karena tidak mungkin bagi seorang guru atau bagi siswa dalam melakukan instruksi agar dapat bekerja secara produktif jika mereka tidak mempunyai pedoman dan prosedur tidak yang efisien dan tidak adanya rutinitas untuk aspek umum dalam kelas dapat menghambat poses pembelajaran dan menyebabkan perhatian siswa serta minatnya memudar. Oleh karena itu, sangat penting menegakkan peraturan dan prosedur dalam kelas seperti yang disebutkan dihampir setiap diskusi tentang pengelolaan kelas yang efektif. Tahapan – tahapan yang dapat dilakukan dalam membuat peraturan dan prosedur dalam kelas adalah:
-          Guru harus mempertimbangkan desain fisik ruang kelas sebelum siswa datang ke kelas.
-          Membuat aturan dan prosedur dalam kelas bersama – sama dengan siswa.
-          Berinteraksi dengan siswa Tentang Kelas Aturan dan Prosedur.
-          Mereview secara berkala Aturan dan Prosedur.
-          Membuat rapat kelas yang dapat berguna dalam menyusun desain dan pemeliharaan peraturan dan    prosedur

BAB III
PENUTUP


SIMPULAN
1.        Manajeman kurikulum adalah sebagai suatu sistem pengelolaan kurikulum yang komperatif, komprehensif, sistemik dan sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum.
2.        Manajemen kurikulum dan pembelajaran bertujuan untuk:
a.         Pencapaian pengajaran dengan menitik beratkan pada peningkatan kualitas interaksi belajar mengajar.
b.         Mengembangkan sumber daya manusia dengaan mengacu pada pendayagunaan seoptimal mungkin.
c.         Pencapaian visi dan misi pendidikan nasional.
d.        Meningkatkan kualitas belajar mengajar disuatu pendidikan tertentu.
4.        Prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan manajemen kurikulum adalah sebagai berikut:
a.         Produktivitas
b.         Demokratisasi
c.         Kooperatif
d.        Efektifititas dan efisiensi
e.         Mengarahkan visi, misi, dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum.
5.      unsur-unsur manajemen kurikulum
a.             Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan

b.            Struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan



6.         Peran guru dalam kurikulum

a.         Guru sebagai sumber belajar
b.         Guru sebagai pendidik
c.         Guru sebagai pembelajar
d.         Guru sebagai pembimbing
e.         Guru sebagai pelatih
f.          Guru sebagai penasehat
g.         Guru sebagai agen pembaharu (innovator)
h.         Guru sebagai model dan teladan


Daftar Pustaka


           







Tidak ada komentar:

Posting Komentar